Salah satu masalah
yang sedang menjadi tantangan seluruh masyrakat dunia adalah sampah, terutama
sampah plastik, yang sudah dianggap serius bagi pencemaran tanah. Plastik
merupakan salah satu bahan yang tersusun dari bahan anorganik yang tidak dapat
diuraikan oleh bakteri pengurai meskipun telah tertimbun di dalam tanah selama
100 tahun. Saat ini sudah mulai bermunculan gebrakan inovatif dan kreatif dari
para pemuda Indonesia sebuah mesin alternatif sebagai alat mengkonversi sampah plastik menjadi bahan bakar minyak.
Seorang pemuda asal Blitar-Jawa Timur bernama Hanim, mengolah sampah
plastik yang menggunung menjadi ladang bahan baku sebagai energi alternatif
pengganti BBM. Mesin ciptaannya menghasilkan bahan bakar cair yang beragam
seperti premium, minyak tanah, dan solar. Perbandingan konversi pun hampir 100
persen. Artinya, satu kilogram sampah plastik dapat menjadi satu liter minyak
tanah. Proses pembuatannya cukup sederhana. Sampah plastik dilebur dengan suhu
300 derajat celsius hingga mengeluarkan uap pembakaran. Uap tersebut kemudian
ditangkap oleh kubah katalis dan dialirkan ke tabung injektor. Tabung inilah
yang akan memilah kadar oktan sampah plastik tersebut. [1]
Selain itu ada juga seorang pemuda di Kota Padang, Sumatera Barat juga
mampu menciptakan energi alternatif dari sampah plastik. Mekanismenya pun
nyaris sama. Sampah tersebut dilebur dengan suhu ratusan derajat celsius untuk
kemudian dialirkan ke dalam tabung yang berperan sebagai katalis kadar oktan. Namun
pria yang sempat putus sekolah itu rencananya akan meneliti lebih lanjut kadar
oktan yang terkandung untuk menguji kelayakan jika dipakai pada mesin kendaraan
bermotor membuat tabung reaksi ukuran 60 cm diameter 40 cm. Tabung itu kemudian
diisi bakan baku sampah plastik sebanyak 2 kilogram, kemudian tabung dipanaskan
dengan suhu tertentu beberapa waktu lamanya. Hasilnya ternyata, proses itu
mampu mengeluarkan gas dan menghasilan air bercampur minyak yang jumlahnya
cukup banyak. Gas itu kemudian diujicoba dengan memanfaatkan untuk kompor gas
ukuran jumbo. Nyala api dari bahan gas itu sangat nyala dan bertahan hingga
tiga jam lamanya. Asumsinya, jika bahan bakar gas itu dimanfaatkan untuk bahan
bakar sepeda motor, gas itu bisa menggerakan motor dengan jarak tempuh sekitar
300 kilometer. Sedangkan bahan bakar minyak yang dihasilkan setelah disuling,
menghasilkan 2 liter gasoline (bensin).[1]
Pelajar SMP Negeri 3
Pengasih di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta bernama Dhiki
Andhika Putra berhasil menemukan teknologi yang dapat mengolah sampah plastik
menjadi bahan bakar minyak berupa minyak tanah, solar dan premium. Cara kerja alat pengolah sampah ini sangat
mudah. Sampah plastik dimasukan ke dalam reaktor, kemudian dipanaskan dengan
suhu 200 derajat celcius. Nanti lelehan plastik akan mengelompokkan berdasarkan
jenis bahannya. Mesin pengolah sampah itu dibuat dari tong yang berfungsi
sebagai wadah memasak alat sampah plastik yang dipanaskan dengan kayu bakar dan
uap hasil pembakaran masuk atau mengalir ke tiga unit kondensor sehingga menetes
lah minyak setara premium, solar, dan minyak tanah. Untuk sekali masak
dibutuhkan waktu sekitar empat jam. Bahan bakarnya masih menggunakan kayu
bakar. Setiap dua kilogram sampah plastik mampu menghasilkan satu liter bahan
bakar minyak (BBM) berupa minyak tanah, solar, dan bensin. Setiap kilogram sampah plastik dari gelas
atau botol air mineral dapat menghasilkan 0,8 liter BBM. Kadar oktan dalam BBM
hasil olahannya mencapai 150, padahal standar oktan pada premium sebesar 88 dan
pertamax 95. Untuk premium sudah digunakan untuk uji coba di dua sepeda motor
dua tak. [2]
Demikian sekilas info
tentang mengolah sampah jadi minyak tanah. Semoga bisa bermanfaat dan
menginspirasi kita.
Sumber: