Tampilkan postingan dengan label Info. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Info. Tampilkan semua postingan

Hari Peduli Sampah Nasional


Tanggal  21 Februari ditetapkan sebagai hari peduli sampah nasional. Tahukan kalian bagaimana sejarah ditetapkannya hari itu ?

Sejarah hari peduli sampah nasional
Hari peduli sampah muncul dari tragedi longsor sampah di Leuwigajah, Jawa Barat pada tahun 2015. pada tahun itu lebih 150 jiwa manusia terkubur hidup-hidup akibat longsoran sampah yang terjadi di TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Sebagian besar  korban adalah penduduk sekitar TPA yang berkerja sebagai pemulung. Penyebab longsong sampah tersebut diduga akibat curah hujan yang tinggi dan ledakan gas metana (CH4) yang terakumulasi ditimbunan sampah.
Hari peduli sampah merupakan momen untuk menyadarkan kita semua agar tragedi itu tidak terulang kembali, peduli dengan lingkungan, dan mengolah sampah masing-masing individu lebih baik lagi.

Sampah-sampah itu dari siapa ?
Pernahkan kalian bertanya pada diri sendiri, sampah itu berasal dari siapa ? Jawabannya ada pada diri masing-masing individu. Mulailah dari diri sendiri, dari lingkungan sekitar yang paling dekat dengan kita untuk berusaha menjaga lingkungan, dan mengolah sampah sekitar kita.
Jika kita berbicara tentang pengolahan sampah, pasti kita tahu prinsip 3R yaitu reduce, reuse, dan recycle. Prinsip ini dapat kita lakukan mulai dari rumah kita sendiri, dengan komitmen yang tinggi untuk bertindak bagi lingkungan. Misalnya, sampah plastik dapat kita olah menjadi hasil kreasi yang unik atau berdaya guna, dsb.

Indonesia bersih sampah
Harapan indonesia bersih dari sampah 2020 dapat memberikan semangat dan dapat memperkuat komitmen kita khususnya sebagai warga negara Indonesia. Selain itu, diperluka juga kerjasama multi pihak dalam penanganan sampah B3 rumah tangga.Tidak ada yang tidak mungkin, dengan harapan dan niatan baik untuk menjaga lingkungan dan bumi ini, serta dibarengi dengan ikhtiar yang tinggi. Pasti harapan Indonesia bersih akan menjadi kenyataan. Bukankan Tuhan maha tahu kawan ? Sang Pencipta akan sayang  dan menjaga kita apabila kita juga menjaga ciptaannya, yaitu bumi yang kita huni saat ini.

Tetap semangat kawan untuk peduli lingkungan. Go Green , Go Clean & Go Health.

(Sumber referensi: www.menlh.go.id)

MENGENAL ADIWIYATA

     Adiwiyata merupakan salah satu program Kementrian Lingkungan Hidup dengan harapan program Adiwiyata akan dapat menciptakan warga sekolah, khususnya peserta didik yang peduli dan berbudaya lingkungan, sekaligus mendukung dan mewujudkan sumberdaya manusia yang memiliki karakter bangsa terhadap perkembangan ekonomi, sosial, dan lingkungannya dalam mencapai pembangunan berkelanjutan di daerah. 
     Adiwiyata berasal dari kata Sanserkerta yaitu Adi dan Wiyata. Adi mempunyai arti besar, agung, baik, ideal, atau sempurna. Wiyata mempunyai arti tempat dimana seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan, norma dan etika kehidupan sosial. Apabila kedua kata tersebut digabungkan, maka Adiwiyata dapat diartikan sebagai tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita-cita pembangunan yang berkelanjutan.
      Program Adiwiyata diletakkan pada dua prinsip dasar, yakni: (1) Partisipatif;  Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan peran. (2) Berkelanjutan; Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif.
     Untuk mencapai tujuan program Adiwiyata, maka ditetapkan 4 komponen program yang menjadi satu kesatuan utuh dalam mencapai sekolah Adiwiyata. Keempat komponen tersebut antara lain:
  1. Kebijakan Berwawasan Lingkungan
  2. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan
  3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif
  4. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan
Suatu program pastinya memiliki tujuan beserta manfaatnya. adapun manfaat atau keuntungan mengikuti program adiwiyata ini antara lain:
  1. Mendukung pencapaian standar kompetensi/ kompertensi dasar dan standar kompetensi lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah.
  2. Meningkatkan efesiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya dan energi.
  3. Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif.
  4. Menjadi tempat pembelajaran tentang nilai‐nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar bagi warga sekolah dan masyarakat sekitar.
  5. Meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meIalui kegiatan pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan dan pelestarian fungsi lingkungan di sekolah.
Untuk lebih dalam mengenal Adiwiyata dan sejarah terbentuknya. Anda dapat kunjungi  Sumber
 

Bank Sampah: Dari Sampah Jadi Rupiah/”From Trash To Cash”


Prinsip dasar pengelolaan sampah yang ramah lingkungan adalah harus diawali oleh perubahan cara kita memandang dan memperlakukan sampah. Sudah saatnya kita memandang sampah punya nilai guna dan manfaat sehingga tidak layak dibuang percuma. Pelaksanaan Bank Sampah dan Gerakan 3R adalah langkah nyata kita membumikan perubahan paradigm pengelolaan sampah. Pengembangan Bank Sampah harus menjadi momentum awal membina kesadaran kolektif masyarakat untuk mulai memilah, mendaur ulang dan memanfaatkan sampah guna membangun lingkungan yang lebih baik sekaligus membangun ekonomi kerakyatan.

Palembang, 14 April 2012 – Dalam dekade terakhir ini, permasalahan lingkungan hidup dan laju kerusakan dan pencemaran lingkungan semakin hari semakin meningkat. Persoalan lingkungan diantaranya adalah pengelolaan sampah karena menyangkut masyarakat luas dan jika tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak yang serius. Keseriusan merupakan kunci utama terhadap keberhasilan kita dalam permasalahan sampah. Untuk itu peningkatan kesadaran, kepedulian serta tanggungjawab masyarakat merupakan hal utama dalam pengelolaan sampah.

Peresmian Bank Sampah harus menjadi momentum awal membina kesadaran kolektif kita untuk mulai mengelola sampah  sedekat mungkin dari sumbernya sehingga pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan menjadi budaya baru masyarakat di Indonesia.

Tujuan dibangunnya bank sampah sebenarnya bukan bank sampah itu sendiri. Bank sampah adalah strategi untuk membangun kepedulian masyarakat agar dapat ‘berkawan’ dengan sampah untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sampah. Jadi, bank sampah tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus diintegrasikan dengan gerakan 3R sehingga manfaat langsung yang dirasakan tidak hanya ekonomi, namun pembangunan lingkungan yang bersih, hijau dan sehat.

Menteri Negara Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA, dalam sambutannya mengatakan, “Permasalahan sampah di Indonesia merupakan salah satu masalah klasik yang hingga saat ini masih belum ditemukan solusinya secara komprehensif. Hampir seluruh kota di Indonesia masih belum mampu menanggulangi masalah ini dengan baik dan berkelanjutan”.

Tantangan di masa datang dalam pengelolaan sampah ini adalah :

    Peningkatan jumlah sampah di perkotaan yang sangat cepat/eksponensial seiring dengan cepatnya pertambahan jumlah penduduk serta disebabkan oleh pola konsumsi dan produksi yang tidak berkelanjutan.
    Publik, yaitu masyarakat, dunia usaha dan juga pemerintah yang relative masih rendah tingkat kesadaran dan pengetahuannya dalam mengelola sampah.
    Permasalahan tempat pengolahan atau pembuangan sampah yang selain terbatas juga menimbulkan kerawanan social serta berdampak terhadap nilai dan fungsi lingkungan hidup.
    Pendekatan pengelolaan yang cenderung masih mengedepankan end of pipe (kumpul-angkut-buang)

Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah sudah diberlakukan. Setiap rumah tangga sebagai penghasil sampah tidak bisa lagi mengabaikan urusan sampah dan pengelolaan sampah tidak dapat diselesaikan hanya oleh Pemerintah dengan kumpul-angkut-buang ke TPA saja, tetapi harus dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan serta dapat merubah perilaku masyarakat.

Sebagai ilustrasi, sebuah bank sampah dengan nasabah kurang lebih 500 jiwa dapat mempunyai keuntungan antara 5 – 10 Juta/bulan dan memiliki omset sebesar 150 – 200 juta rupiah.  Nilai ekonomi yang tercipta ini merupakan dampak positif dari pelaksanaan bank sampah. Nilai ekonomi yang tercipta ini merupakan dampak positif dari pelaksanaan bank sampah. Menteri Negara Lingkungan Hidup menyampaikan”Bank Sampah ini dapat dikatakan From Trash to Cash atau Dari Sampah Jadi Rupiah. Hal ini merupakan komitmen Walikota Palembang dan jajarannya serta terutama masyarakatanya dalam menerapkan dan melaksanakan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

Konsep Bank Sampah ini sesuai dengan Tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2012 yang dikeluarkan oleh UNEP (United Nations Environment Programme) adalah “Green Economy: Does it include you?” Ekonomi hijau yang dimaksud disini adalah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan kesetaraan sosial yang juga dimaksudkan untuk mengurangi resiko kerusakan lingkungan. Berdasarkan tema tersebut, disesuaikan dengan konteks Indonesia maka Tema Hari Lingkungan Hidup Indonesia 2012 menjadi “Ekonomi Hijau: Ubah Perilaku, Tingkatkan Kualitas Lingkungan”. Makna utama dari tema ini adalah pentingnya kita merubah paradigma dan juga perilaku kita sehingga kualitas lingkungan hidup yang lebih baik akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.Banyak nilai positif yang didapatkan dari pengelolaan sampah secara terpadu dan berkelanjutan untuk peningkatan kualitas lingkungan dalam mewujudkan kualitas hidup yang lebih baik.

Sumber : lihat disini

Mengolah Sampah Jadi Minyak Tanah



Salah satu masalah yang sedang menjadi tantangan seluruh masyrakat dunia adalah sampah, terutama sampah plastik, yang sudah dianggap serius bagi pencemaran tanah. Plastik merupakan salah satu bahan yang tersusun dari bahan anorganik yang tidak dapat diuraikan oleh bakteri pengurai meskipun telah tertimbun di dalam tanah selama 100 tahun. Saat ini sudah mulai bermunculan gebrakan inovatif dan kreatif dari para pemuda Indonesia sebuah mesin alternatif sebagai alat mengkonversi sampah plastik menjadi bahan bakar minyak.
Seorang pemuda asal Blitar-Jawa Timur bernama Hanim, mengolah sampah plastik yang menggunung menjadi ladang bahan baku sebagai energi alternatif pengganti BBM. Mesin ciptaannya menghasilkan bahan bakar cair yang beragam seperti premium, minyak tanah, dan solar. Perbandingan konversi pun hampir 100 persen. Artinya, satu kilogram sampah plastik dapat menjadi satu liter minyak tanah. Proses pembuatannya cukup sederhana. Sampah plastik dilebur dengan suhu 300 derajat celsius hingga mengeluarkan uap pembakaran. Uap tersebut kemudian ditangkap oleh kubah katalis dan dialirkan ke tabung injektor. Tabung inilah yang akan memilah kadar oktan sampah plastik tersebut. [1]

Selain itu ada juga seorang pemuda di Kota Padang, Sumatera Barat juga mampu menciptakan energi alternatif dari sampah plastik. Mekanismenya pun nyaris sama. Sampah tersebut dilebur dengan suhu ratusan derajat celsius untuk kemudian dialirkan ke dalam tabung yang berperan sebagai katalis kadar oktan. Namun pria yang sempat putus sekolah itu rencananya akan meneliti lebih lanjut kadar oktan yang terkandung untuk menguji kelayakan jika dipakai pada mesin kendaraan bermotor membuat tabung reaksi ukuran 60 cm diameter 40 cm. Tabung itu kemudian diisi bakan baku sampah plastik sebanyak 2 kilogram, kemudian tabung dipanaskan dengan suhu tertentu beberapa waktu lamanya. Hasilnya ternyata, proses itu mampu mengeluarkan gas dan menghasilan air bercampur minyak yang jumlahnya cukup banyak. Gas itu kemudian diujicoba dengan memanfaatkan untuk kompor gas ukuran jumbo. Nyala api dari bahan gas itu sangat nyala dan bertahan hingga tiga jam lamanya. Asumsinya, jika bahan bakar gas itu dimanfaatkan untuk bahan bakar sepeda motor, gas itu bisa menggerakan motor dengan jarak tempuh sekitar 300 kilometer. Sedangkan bahan bakar minyak yang dihasilkan setelah disuling, menghasilkan 2 liter gasoline (bensin).[1]

Pelajar SMP Negeri 3 Pengasih di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta bernama Dhiki Andhika Putra berhasil menemukan teknologi yang dapat mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak berupa minyak tanah, solar dan premium.  Cara kerja alat pengolah sampah ini sangat mudah. Sampah plastik dimasukan ke dalam reaktor, kemudian dipanaskan dengan suhu 200 derajat celcius. Nanti lelehan plastik akan mengelompokkan berdasarkan jenis bahannya. Mesin pengolah sampah itu dibuat dari tong yang berfungsi sebagai wadah memasak alat sampah plastik yang dipanaskan dengan kayu bakar dan uap hasil pembakaran masuk atau mengalir ke tiga unit kondensor sehingga menetes lah minyak setara premium, solar, dan minyak tanah. Untuk sekali masak dibutuhkan waktu sekitar empat jam. Bahan bakarnya masih menggunakan kayu bakar. Setiap dua kilogram sampah plastik mampu menghasilkan satu liter bahan bakar minyak (BBM) berupa minyak tanah, solar, dan bensin.  Setiap kilogram sampah plastik dari gelas atau botol air mineral dapat menghasilkan 0,8 liter BBM. Kadar oktan dalam BBM hasil olahannya mencapai 150, padahal standar oktan pada premium sebesar 88 dan pertamax 95. Untuk premium sudah digunakan untuk uji coba di dua sepeda motor dua tak. [2]

Demikian sekilas info tentang mengolah sampah jadi minyak tanah. Semoga bisa bermanfaat dan menginspirasi kita. 

Sumber


Berkreasi dirumah

Telugu